|
"slamat tinggal kekasihku..abang pergi takkan lama..
hanya dua minggu saja.. suka duka di kopassus"
|
Pusdikpassus adalah salah satu grup Kopassus yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dengan daerah latihan sekitar Bandung hingga Cilacap. Disinilah para prajurit salah satu pasukan khusus paling disegani di dunia ini dilatih dengan cara yang terkenal sangat ketat. Dalam semua latihannya mereka menggunakan peluru tajam, oleh karenanya tidak heran bila hampir dalam setiap latihan selalu ada siswa yang
meninggal dunia karena berbagai sebab (kelelahan, kecelakaan dll).
|
Di Pintu Angin, Situ Lembang |
Desember tahun lalu saya berkesempatan mengikuti program kesamaptaan disini dalam rangkaian program perekrutan di perusahaan tempat saya bekerja sekarang. Selama dua minggu saya dan 284 orang lainnya (kalau tidak salah) mencicipi program kesamaptaan sipil ala Pusdikpassus. Jangan bayangkan latihannya seperti latihan untuk mengambil kualifikasi Komando yang harus dilakukan prajurit selama tujuh bulan (kalau tidak salah) dan menggunakan batas kemampuan manusia sebagai standarnya. Materi latihan yang saya ikuti sebenarnya sering dijumpai dalam latihan-latihan leadership atau mountaineering dilingkungan sipil pegiat alam, hanya saja cara-cara pengajarannya yang ala militer.
|
Rayapan tali 1 |
|
Rappeling |
Walaupun latihan yang saya jalani tak seberapa dibanding latihan yang biasa dilakukan prajurit siswa disini, namun kegiatan-kegiatannya sungguh sangat menguras tenaga dan emosi, apalagi bagi seorang keras kepala yang tak pernah olahraga seperti saya. Setiap hari kita harus bangun sebelum subuh serta baru dapat beristirahat diatas jam sepuluh malam, itupun harus bergantian menjaga barak selama 1 jam tiap malam.
|
Mendengar Instruksi Pelatih |
|
Observasi Lapangan |
Sepanjang hari dipenuhi kegiatan di kelas serta kegiatan fisik di lapangan dengan jadwal yang sangat ketat, tentu saja semuanya dilakukan dengan disiplin ala militer. Setiap perpindahan tempat harus berbaris rapi serta bernyanyi, bahkan makan pun harus ada ritualnya, serta aturan-aturan untuk berjalan, duduk dan tiarap yang sangat konyol bagi saya.
Kondisi seperti ini dapat membuat orang dengan fisik dan mental yang lemah jatuh sakit atau stress. Saya sendiri mengikuti program ini saat berada di titik terendah hidup saya, jadwal yang ketat serta fisik yang benar-benar terkuras ternyata tidak berhasil membuat saya lupa dengan masalah yang saya alami, alhasil beberapa kali saya ketahuan sedang bicara sendiri persis orang gila saat apel malam ;)
Jadi inget lagu terong ungu. Wkwkkkk
ReplyDelete