Tengah hari ketika kami sampai di
puncak bukit yang kami daki sedari pagi. Sisa bekal air yang saya bawa hanya
tinggal setengah botol, padahal perjalanan
mengharuskan kami mendaki sampai sore nanti. Walaupun di daerah pesisir, angin sama sekali tak berhembus untuk sekedar
meringankan panasnya sengatan matahari siang itu.
Tangan
saya merogoh setiap kantong di ransel yang saya bawa, segera saya
menemukan dua batang choki-choki di kantong bagian dalam. Choki-choki itu
adalah sisa rampasan hampir setahun yang lalu. Konon itu adalah balas jasa dari
perempuan saya untuk seorang teman yang entah kenapa, saya lalu merasa berhak
untuk merampas sebagian dari isi kotak choki-choki punyanya, hahaha.
Hampir setahun sudah saya
menyimpan coklat dalam pipet itu di dalam tas saya, sayang rasanya langsung
menghabiskan semuanya karena entah kapan dalam hidup saya bisa bertemu lagi
dengan perempuan yang memberikannya, dan rasanya sekarang adalah waktu yang
paling tepat untuk menghabiskan satu batang lagi.
Tapi sial, coklat didalamnya
ternyata sudah mengeras dan kadaluarsa
Tidak semua hal akan indah pada
waktunya, memang
Sudah hampir satu tahun saya
menyimpannya, menghabiskan sebatang demi sebatang ketika membutuhkan semangat
ekstra untuk berkegiatan disaat-saat berat. Kadang sesuatu, apapun itu bisa
jadi sangat berarti sampai-sampai kita akan menunggu waktu yang benar-benar
tepat untuk menikmatinya. Terkadang sesuatu itu pun tidak bisa melawan waktu
untuk selalu bisa kita nikmati, namun arti yang diberikannya adalah kita yang
menentukan, bukan waktu.
Kita, bukan waktu
Sampai sekarang pun saya masih
menyimpan satu choki-choki kadaluarsa di kantong dalam tas saya J
Tak perlu dekat jika hati bisa rasakan hadirnya
Tak perlu terungkap sebab hidup rahasia
(Syaharani & The Queen Fireworks - Buat Kamu)
No comments:
Post a Comment