Monday, July 30, 2012

kisah calon arang

Manis,
bukankah kau masih berhutang dongeng dan nyanyian kepadaku?

Maka jika tiba waktunya nanti saat kepala ini dapat bersandar di dadamu lagi, bisikkanlah dikupingku ini dongeng yang sudah dilupakan orang, sayang

Bukankah kau juga heran kenapa dongeng selalu saja tentang kancil dan mentimun oang harus dicuri, atau masih ingatkah olehmu teoriku tentang kancil yang sebenarnya hanya korban dari fitnah pak tani? Haha aku rindu saat saat kita bebas bercerita apa saja


Saat itu tiba, dongengkanlah kepadaku kisah Calon Arang (calwanarang), kisah yang diceritakan oleh dua penulis kesayangan kita dalam bukunya, ah tapi aku mau mendengarkan kisahnya versi Pram saja sayang. Ceritakanlah tentang Calwanarang yang mendendam pada orang lain karena kesalahannya sendiri atas nasib anaknya, Ratna Manjali. Tentang Mpu Baradah dan anaknya Dewi Widowati yang keras hati. Ceritakan semua.

Aku bermimpi tertidur pulas dipelukmu,  mendengar dongeng dan derap jantungmu itu. Menjadi bayimu lagi.

Monday, July 9, 2012

air terjun itu bernama TIMBULUN



Tak seperti biasanya di siang yang terik itu pekerjaan kami sudah selesai. Jalur waktu itu merupakan lokasi terakhir yang kami susuri untuk kemudian mengambil jeda mengurus administrasi. Sejak pagi kami memulai pekerjaan, daerah yang kami lewati hanyalah berupa tanah datar yang didominasi sawah kering serta sedikit rawa dangkal yang dijadikan tempat kubangan untuk kerbau milik warga setempat, berbeda sekali dengan rimba di perbukitan yang kami lewati dihari pertama memulai pekerjaan sebulan yang lalu.

Riko, koordinator tim dari pemkab mengusulkan untuk melanjutkan perjalanan ke sebuah air terjun di Painan, kota kecil yang merupakan ibukota Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kenapa tidak?

kemiringan medan : 0 %
Air terjun itu bernama timbulun. Entah kenapa namanya seperti itu, mungkin bapaknya bernama timbul, halah. Berjalan sekitar 500 meter menyusuri sungai kecil setelah pintu masuk kita akan menemukan tingkat paling bawah air terjun ini. Yak, air terjun timbulun mempunyai dua tingkat yang terpisah cekungan sepanjang sekitar 30 meter, yang tidak terlalu pintar berenang harus ekstra hati-hati jika berenang di cekungan ini karena dalam dan dasarnya berupa batu licin, saya dan seorang teman hampir menjadi korban disini.



Terletak di sela perbukitan cadas, air terjun timbulun bukanlah seperti air terjun besar pada umumnya, air yang mengalir disini bukan melompat dari atas karena terpotong tebing yang patah 90 derajat, melainkan aliran yang bertambah kecepatannya (v) karena kemiringan saluran  (i) yang sangat besar. Kok jadi ilmiah? 

bukan terjunan

Saya yakin objek wisata ini akan semakin ramai seiring waktu. Semoga kelak ketika saya mengunjungi tempat ini lagi, keindahaannya tidak rusak oleh tingkah pengunjung dan pengelola yang cenderung tidak perhatian terhadap masalah kebersihan seperti yang terjadi di banyak tempat wisata di Sumatera ini.