Saturday, April 20, 2019

Indonesian Integrated Road Management System (IIRMS)

IIRMS merupakan sebuah program terintegrasi  yang dipergunakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia untuk mengelola sistem ruas-ruas jalan di seluruh provinsi Indonesia.

Ruas jalan yang dimaksud adalah ruas jalan yang sudah tercatat oleh pemerintah baik berstatus sebagai jalan provinsi atau jalan nasional, yang titik awal dan titik akhirnya telah disepakati sehingga panjang total ruas yang dimaksud telah diketahui.

Pengelolaan data yang dimaksud selama penulis berkutat dengannya, ialah kesesuaian data-data dengan hasil survey dilapangan.Software ini memuat semua data ruas-ruas jalan yang ada di Indonesia (yang telah terdata/masuk dalam data) yang dikelompokkan kedalam Provinsi masing-masing.

Seumpamanya kita mengklik Provinsi Jawa Barat maka semua data ruas-ruas jalan yang ada di Jawa Barat akan terurai, disana kita akan mengetahui jumlah keseluruhan ruas, panjang total ruas jalan di provinsi yang dimaksud, pun hinga yang berkenaan dengan data-data lainnya.

Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana traffic reportnya ruas jalan, kekasaran permukaan jalan, kondisi jalan, hingga penjelasan mengenai titik awal dan akhir dari sebuah ruas jalan.

Software ini sepertinya hanya dipergunakan oleh kalangan-kalangan tertentu saja yang berada di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan publikasi untuk khalayak ramai masih sangat terbatas. padahal hemat penulis jika publik dapat mengetahuinya barangkali dapat pula turut serta memonitornya.

Dari sini dapat pula dikatakan bahwa Monitoring Perkembangan Ruas-Ruas jalan diseluruh provinsi Indonesia dapat diketahui.

Tampilan awal software IIRMS versi 2
    Tampilan Awal IIRMS Versi 2
    IIRMS dan Tab Layar Hak Ciptanya Kementerian Pekerjaan Umum RI
    Komponen-Komponen IIRMS antara lain :
    1. Data Entry (Input Data Survey)
    2. Data Sectioning (Pembagian Data)
    3. Network Analysis (Analisa Jaringan)
    4. Strategic Expenditure Planning (Rencana Strategis Pembiayaan)
    5. Programming (Perencanaan)
    6. Budgeting (Pembiayaan)
    7. Economic Review (Review Ekonomi)
    8. Statistic (Statistic/Analisa)
    Sementara 2 komponen lainnya berkenaan dengan pengaturan dan penggunaan/utilitas yaitu :
    1. Application Setting (Settingan Aplikasi)
    2. Utilities (Utility tambahan)
    Tampilan Komponen-Komponen Utama IIRMS
    Main Components IIRMS Program

    Data-data yang ada didalam IIRMS adalah data-data hasil survey lapangan sesuai dengan komponen-komponen masing-masing data.

    Survey Lapangan-Data Lapangan-Input Data Pada IIRMS-Data didalam IIRMS-Output 

    Sample-sample Output Program IIRMS
    Report Referensi Data Ruas-ruas jalan di Jawa Barat (Masih Scroll Kebawah)

    Plus Minus Software IIRMS/IRMS secara subjektif :

    • Software ini hanya dapat terinstal pada Window 32bit, Unsupported for 64bit windows.
    • Input data dari hasil lapangan tidak semua dapat dilakukan dengan keyboard mesti menggunakan mouse untuk scrolling option pada bagian tertentu, atau klik pada menu lain.
    • Tampilan kurang user friendly dan terkesan kaku
    • Secara Umum semua data penting hasil survey dapat tersimpan dengan cukup baik
    • Website/Contact pengembang software ini tidak aktif, sehingga sulit untuk dapat melakukan pertanyaan ataupun hanya sekedar memberikan komentar/masukan.
    • Sulit mengupdate peta hasil tracking dilapangan untuk Excecutive Summary (padahal ini sangat diperlukan)
    • Sulit mengupdate foto dokumentasi pada DRP (Data Reference Point) InAccesible
    • + Merangkum data-data mendasar yang diperlukan untuk inventarisir ruas jalan pada sebuah wilayah
    • Menu database baru harus banyak di utak-atik terlebih dahulu, berinduk pada database sebelumnya yang pernah ada
    • Sepertinya tidak terbuka untuk kalangan umum, padahal warga sebagai pengguna jalan yang dengan partisipasi aktifnya turut serta membayar pajak salah satunya.
    • Utak atik pada menu Budgeting terlebih dahulu jika utilitas ini mau berjalan.


    Bridge Management System (BMS)

    Bridge Management System (BMS) 


    Bridge Management System (BMS) adalah Sistem Manajemen Jembatan yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga pada kurun tahun 1992  untuk  pelaksanaan manajemen jembatan pada jalan nasional dan provinsi. BMS yang pada saat ini perlu dilakukan perbaikan mengingat BMS masih berplatform MS DOS.

    Dalam rangka merevitalisasi kembali software BMS sebagai alat bantu dalam proses penyusunan rencana dan pemrograman jembatan sehingga selaras dengan metoda yang digunakan dalam sistem Perencanaan Teknik Preservasi Jembatan maka pada tahun 2011 Direktorat Bina Program akan melaksanakan pekerjaan Modifikasi dan Revitalisasi BMS dengan bantuan jasa konsultan.
    Adapun peran sistem-sistem  manajemen jalan dalam proses manajemen jalan dapat dilihat pada bagan alur berikut ini :

    Tujuan rencana dan program dalam BMS adalah sebagai berikut :
    ·         Mengidentifikasikasi jembatan-jembatan yang tidak memenuhi standar baik standar kondisi dan lalu lintas.
    ·         Menentukan strategi penanganan jangka panjang yang dapat menghasilkan nilai ekonomi yang terbaik.
    ·         Menjamin semua penanganan dapat terpantau dan database jembatan selalu dalam keadaan mutakhir.

    Komponen-komponen yang terdapat dalam Bridge Management System (BMS) :
    ·         Inspeksi jembatan.
    ·         Rencana dan pemograman.
    ·         Perencanaan teknik.
    ·         Pelaksanaan dan pengawasan.
    ·         Manajemen bahan jembatan.

    Adapun kegiatan rencana dalam BMS :
    ·          Mengkaji ulang dan menetapkan kerangka kebijakan.
    ·          Memeriksa dan memperbaharui data jembatan.
    ·          Mengimport data jalan yang terakhir (update) dari IRMS.
    ·          Menentukan tahun acuan.
    ·          Menjalankan skrining teknis dan evaluasi ekonomi.
    ·          Menyiapkan program indikatif tahunan dan lima tahunan (termasuk menentukan anggaran).

    Kegiatan program dalam BMS adalah sebagai berikut :
    ·         Menyiapkan alternatif penanganan untuk setiap jembatan yang akan diprogramkan.
    ·         Mengevaluasi strategi penanganan.
    ·         Mengkonfirmasikan penangananan untuk setiap jembatan.
    ·         Menetapkan jembatan untuk program akhir.
    ·         Mengalokasikan sumber dana.
    ·         Mengkaji ulang program sesuai dengan ketersediaan dana/keterbatasan anggaran.

    Fasilitas-fasilitas yang ada dalam sistem BMS adalah :
    ·          Pencatatan seluruh inventarisasi jembatan.
    ·          Nilai kondisi dan nilai lalu lintas.
    ·          Identifikasi penanganan jembatan.
    ·          Urutan prioritas pekerjaan jembatan.
    ·          Alokasi dana yang optimum.
    ·          Prosedur-prosedur standar untuk pelaksanaan pekerjaan jembatan.

    Tujuan spesifik dari pemeriksaan jembatan adalah :
    ·          Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan.
    ·          Menjaga terhadap ditutupnya jembatan.
    ·          Mencatat kondisi jembatan pada saat layan.
    ·          Menyediakan data untuk personil :
          Perencanaan teknis
          Konstruksi
          Pemeliharaan
    ·          Pemeriksaan terhadap pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan.
    ·          Memantau jembatan secara jangka panjang.
    ·          Menyediakan informasi mengenai dasar pembebanan jembatan.

    Data yang dikumpulkan pada saat pemeriksaan jembatan adalah :
    ·          Data administrasi jembatan :
          Nama jembatan
          Cabang dinas
          Nomor jembatan
          Tahun pembangunan
    ·          Dimensi jembatan :
          Panjang total
          Jumlah bentang
    ·          Jenis konstruksi, kondisi komponen utama setiap bentang jembatan dan elemen jembatan secara individual.
    ·          Data lainnya.

    Dalam melakukan input data pada program BMS, input data pemeriksaan jembatan dibagi menjadi  beberapa jenis yaitu :
    1.         Pemeriksaan Inventarisasi. Yang dimaksud dengan pemeriksaan ini adalah :
    ·         Pemeriksaan ini dilakukan pertama kali untuk setiap jembatan, antara lain : data administrasi, data geometri, data material, data kondisi secara umum, data kapasitas lalu lintas, data kapasitas muatan.
    ·         Pemeriksaan inventarisasi sekali seumur jembatan kecuali ada perubahan konstruksi.
    2.         Pemeriksaan Detail :
    ·         Pemeriksaan detail dilakukan untuk mencatat seluruh elemen jembatan seperti : identifikasi elemen jembatan, tingkat kondisi elemen, pola kerusakan elemen.
    ·         Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui kondisi jembatan secara detail dan akan dilakukan minimum sekali dalam lima tahun.
    3.         Pemeriksaan Rutin :
    ·   Pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi pada jembatan.
    ·         Pemeriksaan rutin dilaksanakan secara efektif sekali setahun.
    4.         Pemeriksaan Khusus apabila diperlukan

    Hubungan antara BMS dengan IRMS antara lain  adalah sebagai berikut  :
    ·          Mengetahui biaya operasi kendaraan setiap jenis kendaraan.
    ·          Data hasil perhitungan lau lintas harian rata-rata (AADT) pada setiap ruas jalan.
    ·          Kondisi setiap ruas jalan.
    ·          Program penanganan jalan setiap ruas jalan :
          Pemeliharaan rutin
          Pemeliharaan berkala
          Peningkatan

    Keuntungan adanya Bridge Management System (BMS) :
    ·          Jumlah jembatan yang ada pada jalan nasional dan jalan propinsi.
    ·          Informasi mengenai jembatan yang runtuh pada jalan nasional dan provinsi.
    ·          Ikhtisar kondisi jembatan untuk di suatu provinsi.
    ·          Jumlah jembatan di suatu provinsi.
    ·          Informasi mengenai umur jembatan, apakah ada jemabtan yang berusia lebih dari 50 tahun pada suatu ruas jalan.
    ·          Jumlah jembatan yang lebih sempit dari lebar jalan.
    ·          Informasi mengenai program penanganan jembatan pada tahun sebelumnya.
    ·          Informasi mengenai desain semua jembatan yang diprogramkan pada tahun yang akan datang.

    Dalam proses pelaksanaan input data BMS, Balai Besar Pelaksanaan Jalan mempunyai tugas dan peranan  antara lain sebagai berikut :
    1.       Restore hasil backup P2JN ke komputer BMS sesuai provinsi yang bersangkutan.
    2.       Restore laporan hasil survey lapangan pemeriksaan jalan dan jembatan.
    3.       Melakukan inputing data hasil detail inspeksi tahun ini.
    4.       Melakukan backup data.
    5.       Menyerahkan hasil backup data ke Direktorat Bina Program (Subdit data dan Informasi).



    Sumber : Bridge Management System (BMS) Oleh : Rina Windarti, ST , Staf Bidang Perencanaan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V, https://balai3.wordpress.com/2011/06/06/bridge-management-system-bms/

    Sistem Kebijakan Strategis Nasional (SISTRANAS)

    Artikel ini disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Teknik Jembatan
    Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Mataram
    oleh Agus Pramana 

    ***

    SISTRANAS 


    Pengertian Sistranas
    Sistranas adalah tatanan pelayanan transportasi yang terorganisir terdiri dari transportasi darat (jalan, kereta api, sungai,dan penyeberangan), transporasi laut(pelayaran) dan trannsportasi udara dan pipa yang masing-masing terdiri dari saranadan prasarana yang berinteraksi,membentuk satu pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien dalam jaringan transportasi yang terpadu secara serasi dan harmonis di seluruh wilayah tanah air dan dalam hubungan dengan luar negeri yang dikembangkan berpedoman pada tata ruang.

    Landasan Sistranas
    SISTRANAS diselenggarakan berdasarkan Pancasila, landasan konstitusional UUD 45 dan landasan operasional Garis-Garis Besar Haluan Negara dan peraturan perundang-undangan di bidang transportasi serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait.

    Asas Sistranas
    SISTRANAS diselenggarakan berdasarkan asas yang tercantum di dalam GARIS-GARIS BESAR HALUANNEGARA dan peraturan perundang-undangan sektor transportasi yaitu asas keimanan dan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa, asas manfaat, asas demokrasi pancasila, asas adil dan merata, asas keseimbangan, asas hukum, asas kemandirian, asas kejuangan, asas ilmu pengetahuan dan teknologi, asas kepentingan umum dan asas usaha bersama serta asas keterpaduan.

    Tujuan Sistranas
    Tujuan SISTRANAS adalah terwujudnya transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi dalam menunjangd an sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung perkembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan WAWASAN NUSANTARA dan peningkatan hubungan internasional. Dalam rangka mencapai tujuan SISTRANAS dimaksud ditetapkan sasaran-sasaran pembangunan lima tahun yang akan ditinjau secara berkala seiring dengan arahan GBHN.

    Sasaran Sistranas
    Sasaran SISTRANAS adalah terciptanya penyelenggaraan transportasi yang efektif dalam arti kapasitas mencukupi, terpadu, tertib, dan teratur, lancar, tepat dan cepat, selamat, aman, nyaman, biaya terjangkau, dan efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional.Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa kapasitas sarana dan prasarana transportasi cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan maupun pertambahan permintaan pengguna jasa. Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesuai dengan karakteristik masing-masing moda, antara lain perbandingan jumlah sarana angkutan dengan penduduk antara sarana dan prasarana, antara volume jasa angkutan yang dinyatakan dalam penumpang kilometer atau ton kilometer dengan kapasitas yang tersedia. Penyelenggaraan transportasi terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan antar dan intra moda dalam jaringan prasarana dan pelayanan dan meliputi pembangunan pembinaan penyelenggaraannya. Penyelenggaraan transportasi yang tertib, berupa terwujudnya penyelenggaraan transportasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma atau nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain pebandingan frekuensi pelanggaran dengan jumlah perjalanan. Penyelenggaraan transportasi yangtepat dan teratur, terwujud melalui penyelenggaraan transportasi yang sesuai dengan jadwal dan adanya kepastian pelayanan. Penyelenggaraan transportasiy ang aman, adalah dapat terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat faktor eksternal baik berupa gangguan alam maupun manusia. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain berdasarkan perbandingan antara jumlah terjadinya gangguan dengan jumlah perjalanan.P enyelenggaraan transportasi yang cepatdan lancar berarti penyelenggaraan transportasi dengan waktu yang singkatdengan tingkat keselamatan yang tinggi.
    Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain kecepatan arus per satuan waktu. Penyelenggaraan transportasi yang selamat, berarti terhindarnya pengoperasian transportasi dari kecelakaan akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat diatur dari ketersediaan dan kualitas fasilitas didalam maupun di luar sarana transportasi. Penyelenggaraan transportasidengan biaya terjangkau adalah keadaan penyediaan jasa transportasi yang sesuaidengan daya beli masyarakat padaumumnya dengan memperhatikan tetapdapat berkembangnya kemampuan penyedia jasa transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indicator perbandingan antara pengeluaran rata-rata masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan transportasi dengan pendataan. Penyelenggaraan transportasi yang efisien, adalah keadaan penyelenggaraan transportasi yang mampu memberikan manfaat yang maksimal dengan pengorbanan tertentu yang harus ditanggung oleh pemerintah, masyarakat dan lingkungan atau memberikan manfaat tertentu dengan pengorbanan minimum. Keadaan ini dapat diukur antara lain berdasarkan manfaat dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkan utilisasi merupakan tingkat penggunaan kapasitas sistem transportasi yang dapat dinyatakan dalam indikator seperti faktor muat penumpang, faktor muat barang dan tingkat penggunaan sarana dan prasarana.

    Fungsi Sistranas
    Sesuai dengan perannya sebagai uratnadi kehidupan ekonomi, sosial budaya politik dan pertahanan keamanan dalam arti dalam keadaan damai, darurat dan perangsarana dan prasarana transportasi dapatdigunakan untuk mendukung kepentinganpertahanan dan keamanan negara). SISTRANAS mempunyai fungsiganda yaitu sebagai unsur penunjang dan sebagai unsur pendorong. Sebagai unsur penunjang SISTRANAS berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif dan efesien untuk memenuhi kebutuhan sektor lain serta mengantisipasinya sekaligus juga berfungsi dalam ikut menggerakkan dinamika pembangunan. Sebagai unsur pendorong, SISTRANAS berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah terisolasi, melayani daerah dan pulau terpencil, merangsang pertumbuhan daerah terbelakang dan desa tertinggal khususnya di kawasan timur Indonesia serta melayani daerah perbatasan dan daerah transmigrasi sehingga akan lebih memantapkan perwujudan WAWASAN NUSANTARA.

    Sistem Transportasi NasionalUmum
    SISTRANAS adalah tatanan terorganisasi terdiri atas transportasi darat,laut, udara dan penunjang yang meliputiperangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia yang paling berinteraksi dengan melalui pendekatanmanajemen modern Quality Cost andDelivery (QCD), satu kesatuan jaringan transportasi untuk menghasilkan transportasi yang efektif dan efisien. SISTRANAS sebagai suatu tatananyang bertujuan untuk mewujudkan transportasi yang andal dan berkemampuan tinggi dalam penyelenggaraannya melibatkan tiga pihak yang terkait yaitu pemerintah, penyedia jasa transportasi danpengguna jasa transportasi yang saling berinteraksi sesuai fungsi dan pelaksanaannya masing-masing, dengan berlandaskan Pancasila, UUD 1945, GBHN dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait, bersifat dinamis sebagai akibat perubahan lingkungan strategis. SISTRANAS yang efektif dan efisien terutama diwujudkan melalui pembentukan jaringan transportasi yang merupakan satu kesatuan jaringan prasaran adan jaringan pelayanan transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara.Dalam hubungan tersebut diatas pemerintah mempunyai peranan untuk melakukan pembinaan antara lain menetapkan jaringan prasarana transportasi nasional dan dalam hal tertentu menetapkan jaringan pelayanan transportasi nasional. Peranan lainnya juga melakukan penyelenggaraan dan pembangunan transportasi dalam jangka memanjang dan mendorong sektor lain,dalam hal tertentu pemerintah melakukan terobosan penggunaan sarana dan prasarana transportasi untuk kepentingan pemerataan pembangunan wilayah sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan nasional. Penyediaan jasa transportasi mempunyai peranan untuk menyelenggarakan transportasi yang didukung perangkat keras, perangkat lunak termasuk manajemen modern dan sumberdaya manusia. Ditinjau dari sifat pengusahaannya transportasi diselenggarakan oleh pemerintah dalam halini UPT (Unit Pelaksana Teknis), Badan Usaha Milik Negara, swasta dan koperasi. Penyedia jasa transportasi untuk kepentingan sendiri atau pribadi sekaligus berperan sebagai pengguna jasa transportasiy ang dihasilkan. Pengguna jasa transportasi adalah masyarakat luas yang membutuhkan jasa transportasi dalam melaksakan kegiataannya baik dalam bidang politik,ekonomi, budaya maupun dalam bidang pertahanan keamanan Negara. Hasil pembangunan transportasi yang mampu menunjang upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan, pertumbuhan ekonomi serta stabilitas nasional dengan jaringan transportasi yang semakin berkembang luas selama PJPpenghubung I, perlu terus dimantapkan dan dikembangkan sejalan dengan peningkatan tuntutan kualitas pelayanan akibat makin meningkatnya kebutuhan mobilitas manusia dan barang serta tuntutan peningkatan kualitas pelayanan dalam PJP II. Mengingat makin pentingnya peranan pelayanan transportasi serta makinbesarnya tantangan yang harus dihadapi,perlu diantisipasi melalui kebijakan-kebijakan mendasar dalam bentuk pola jaringan transportasi dan pelayanan saranad an prasarana, informasi, teknologi serta sumber daya manusia baik pada transportasi darat, laut maupun udara. Guna mencapai tujuan tersebut peran aktif kegiatan penunjang dalam bidang kelembagaan danperundang-undangan, investasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, meteorologi dan geofisikaserta SARNAS sangat diperlukan. Semakin maraknya globalisas iekonomi di segala bidang, akan meningkatkan interaksi perdagangan dalamdan luar negeri yang pada giliranny amembutuhkan jasa transportasi yangsemakin handal, berkualitas dan efisien.Dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan transportasi, menjagakelestarian lingkungan, dan berperan sertaaktif dalam upaya konservasi dan diserfisikasi. Sumber daya alam dalam pembinaan dan pengolaan transportasi perlu ditetapkan konsep manajemen yang berorientasi pada kinerja, perencanaan pengoperasian dan pengantaran melalui manajemen modern dengan pendekatan Quality Cost and Delivery (QCD). Serta didukung sumber daya manusia yang handal, makin professional dan pilihan pengguanaan ilmu pengetahuan dant eknologi yang tepat. Disamping itu upaya peningkatan efisiensi melalui penerapan teknologi maju, pengurangan subsidi, kerjasama antar perusahaan, inovasi manajemen dan pelayanan jasa transportasi, standarisasi pelayanan dan teknologi akan makin memperkuat daya saing nasional dalam perdagangan internasional, walaupun demikian usaha meningkatkan daya saing tersebut tetap harus memeperhatikan kepentingan yang bersifat nasional, seperti pelayanan yang semakin baik bagi berbagai kelompok masyarakat termasuk kelompok masyarakat lanjut usia, penyandang cacat,dan pelayanan untuk daerah perintis,menggunakan teknologi akrab lingkunganserta hemat energi. Untuk kebijakan-kebijakan yang kondusif dalam rangka meningkatkan peran swasta seperti deregulasi, birokrasi, kemudahan perijinan, fasilitas finansial, aktif, pengurangan campur tangan pemerintah, pengutamaan penggunaan produksi dalam negeri dalam pembangunant ransportasi, peningkatan keterpaduan pelayanan antar dan intramoda akan sangat merangsang iklim berusaha.

    Sumber :
    Wagijono, SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS)URAT NADI TRANSPORTASI PENDORONG DAN PENDUKUNGPEMBANGUNAN SELURUH SEKTOR, Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011 


    Saturday, April 6, 2019

    Jenis dan Tipe Jembatan

    Artikel ini disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Teknik Jembatan
    Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Mataram
    oleh Agus Pramana 

    ***

    Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa jembatan mempunyai fungsi yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi khusunya dibidang jembatan, telah menghasilkan berbagai jenis, tipe dan bentuk jembatan yang dapat diaplikasikan dalam berbagai keadaan.

    Jenis dan tipe jembatan sangat luas dan dapat dibagi menurut fungsi, material dan jenis strukturnya. Dalam artikel ini akan diuraikan jenis dan tipe jembatan menurut bentuk struktur atas jembatan.


    1. Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) 


    Jembatan pelengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di kedua sisinya. Desain pelengkung (setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping. 

    Kelebihan Jembatan Pelengkung
    • Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah pelengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh pelengkung memungkinkan jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dari jembatan balok dan bisa menggunakan material yang tidak mampu menerima tarik dengan baik seperti beton.
    • Bentuk jembatan pelengkung adalah inovasi dari peradaban manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan pelengkung Romawi kuno masih berdiri sampai sekarang.
    Kekurangan Jembatan Pelengkung
    • Konstruksi jembatan pelengkung lebih sulit daripada jembatan balok karena pembangunan jembatan ini memerlukan metode pelaksanaan yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu di tengah-tengah. Salah satu tekniknya dengan membuat "scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur sampai bertemu dipuncak. 
    Jembatan Pelengkung dapat dibuat dari berbagai material, baik berupa kayu, pasangan batu, beton maupun baja. Beberapa contoh jembatan pelengkung dapat dilihat pada gambar berikut ini.

    Jembatan Pelengkung Dengan Material Pasangan Batu

    Jembatan Pelengkung Dengan Material Kayu

    Jembatan Pelengkung Dengan Material Rangka Baja

    Jembatan Pelengkung Dengan Material Beton

    2. Jembatan Rangka Batang 



    Jembatan Rangka Batang terdiri dari dua rangka bidang utama yang diikat bersama dengan balok-balok melintang dan pengaku lateral. 

    Kelebihan Jembatan Rangka Batang
    • Gaya batang utama merupakan gaya aksial
    • Dengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa rongga.
    Kedua faktor diatas menyebabkan pengurangan berat sendiri struktur.Disamping itu, ukuran yang tinggi juga mengurangi lendutan sehingga struktur lebih kaku. Keuntungan ini diperoleh sebagai ganti dari biaya pabrikasi dan pemeliharaan yang lebih tinggi. Jembatan rangka batang yang konvensional paling ekonomis untuk bentang sedang. 

    Kelemahan Jembatan Rangka batang 

    Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan rangka batang dibuat semakin panjang, maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut. 

    Kebanyakan jembatan rangka batang menggunakan material baja. Contoh dapat dilihat pada gambar berikut ini.





    3. Jembatan Gantung (Suspension Bridge) 




    Salah satu tipe bentuk jembatan adalah jembatan gantung. Tipe ini sering digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan pemakaian tipe jembatan gantung adalah dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi mendukung lalulintas (dek jembatan). 

    Selain bentang utama, biasanya jembatan gantung mempunyai bentang luar (side span) yang berfungsi untuk mengikat atau mengangkerkan kabel utama pada balok angker. Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan dimana kabel utama dapat langsung diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan adanya bentang luar, bahkan kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.


    Kelebihan Jembatan Gantung
    • Seluruh struktur jembatan dapat dibangun tanpa perancah dari tanah.
    • Struktur utamanya nampak gagah dan mengekspresikan fungsinya dengan baik.
    • Merupakan pilihan yang ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang lebih dari 600 meter.

    Kelemahan Jembatan Gantung :
    • Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka jembatan penggantung akan bergoyang dan menjadi tidak stabil jika terkena angin dan getaran akibat resonansi, seperti pada jembatan Tacoma Narrows, Seattle, Amerika dan jembatan Millenium, River Thames, London.



    4. Jembatan Balok  (Girder Bridge) 


    Jembatan balok banyak menggunakan material baja dan beton serta banyak digunakan dalam jembatan bentang pendek dan sedang. Untuk yang menggunakan material beton strukturnya pun bermacam mulai dari balok konvensional hingga menggunakan balok prategang. 

    Jembatan Menggunakan Box Girder Beton Prategang 

    Jembatan Menggunakan Balok I Beton

    Jembatan Menggunakan Box Girder Baja 


    5. Jembatan Cable Stayed 


    Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika.

    Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast). 

    Kelebihan Jembatan Cable Stayed :
    • Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung. Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel lurus.
    • Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan yang menguntungkan secara ekonomis dan teknis.
    • Tiap – tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.     

       
      Kelemahan Jembatan Cable Stayed
    1. Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan Cable Stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya.
    2. Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlikan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.  




    Sumber : 
    1. Buku "Jembatan" oleh Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA., dan Agus Setyo Muntohar, ST., cetakan ke-IV.
    2. Blog Civil in Action http://mydipblog.blogspot.com dengan judul artikel "Jembatan Cable Stayed", "Jembatan Gantung", "Jembatan Pelengkung", "Jembatan Rangka Batang (Truss)".