Monday, October 15, 2012

karya


matanya tidak simetris tapi teduh 
senyumnya tulus tapi runyam, karena berusaha membahagiakan semua orang

Sudah lebih setahun saya frustasi karena merasa tidak produktif, padahal sebenarnya bukan tidak ada pencapaian yang saya dapatkan, 
tapi terasa gak berarti sama sekali
Frustasi itu menjadi-jadi pada minggu siang, dengan pensil yang saya pikir hilang sebelumnya saya coret coret notebook yang hampir tidak pernah saya pakai, jadilah gambar ini. 

katakanlah saya tidak berbakat (padahal memangkatakan saya berlebihan menganggap ini sebuah karya, saya gak peduli, saya sangat suka sekali sketsa ini :)

Thursday, October 11, 2012

pasar yang kesepian


"..kenapa pasar? Rame, kotor ceceran sayur, becek air rendaman ikan, pake bonus amis lagi..." 

Saya yakin benak 90% orang di negeri ini akan dipenuhi dengan bayangan - bayangan seperti apa yang dibayangkan oleh mba Putri diatas ketika mendengar kata pasar. Diantara 10% lainnya adalah penduduk desa kecil di pelosok Kudus ini. Apa yang mereka sebut pasar seakan-akan kesepian menunggu petani selesai menggarap sawahnya yang hanya bisa digarap dimusim kering.

Thursday, September 6, 2012

Tuesday, September 4, 2012

Gembira Loka







 

***
Jika di taman pintar adalah tempat wisata edukatif untuk anak belajar sains, di gembira loka kita bisa mengenalkan anak - anak pada binatang - binatang yang biasa dia lihat di televisi. Gembira loka juga dapat dijadikan alternatif tempat pacaran yang oke di Jogja, seperti yang saya lakukan. he he he

Wednesday, August 29, 2012

Orang Orang Proyek

 



*** 
Dan ada cerita humor yang sangat populer tentang orang-orang proyek. Suatu saat di akhirat, penghuni neraka dan penghuni surga ingin saling kunjung. Maka penghuni kedua tempt itu sepakat membuat jembatan yang akan menghubungkan wilayah neraka dan wilayah surga. Bagian jembatan di wilayah neraka akan dibangun oleh orang neraka dan sebaliknya. Ternyata penghuni neraka lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya darpada para penghuni surga. Dan ketika dicari sebabnya, ditemukan kenyataan di antara para penghuni neraka banyak mantan orang proyek. (Dari  novel Ahmad Tohari, Orang - Orang Proyek) 


ps : gambar - gambar diambil di Proyek Cigading International Bulk Terminal (Stage 1) tahun 2010

Sunday, August 12, 2012

tentang pekerjaan beresiko


Terus ke atas, satu persatu stepping bolt saya tapaki, tangan saya gemetar memegang bagian tower baja yang panas terjemur matari tengah hari itu, angin bertiup kencang membuat saya semakin susah mengatur napas untuk meredakan gugup yang saya rasakan. Sepuluh meter saja (atau bahkan kurang) ketinggian yang saya capai, naik ke atas lagi saya tak berani, satu tangan saya berpegang erat pada badan tower sementara tangan satunya menyetel GPS ke arah tower berikutnya.
memanjat tower
Tak seperti biasanya minggu pertama bekerja di bulan ramadhan ini saya bertugas sebagai penunjuk arah dalam kegiatan trekking di lapangan. Peran ini mengharuskan saya untuk memanjat ke atas tower – tower transmisi demi mendapatkan arah, tanpa safety sama sekali. 

Nyali saya kandas di ketinggian sepuluh meter, saya memaki dalam batin.  

Melakukan pekerjaan berbahaya tanpa peralatan safety yang memadai tentu saja bukan sebuah tindakan yang dapat dibenarkan, akan tetapi realita di lapangan, selalu saja terjadi konflik kepentingan antara keselamatan pekerja, biaya, aturan dan kebiasaan para pekerja. Seringkali pekerja sendiri yang enggan memakai peralatan safety karena merasa peralatan tersebut akan menganggu ke-efektifan mereka bekerja, hal ini didukung aturan dan pengawasan yang tidak ketat di lapangan seakan-akan nyawa manusia tidak lebih berharga dari apa yang sedang mereka kerjakan. Safety First hanya slogan kosong di lapangan, penerapan K3 yang benar hanya terdapat di proyek – proyek besar dan prestisius. Konyol memang.

Saya beritahu satu rahasia, penerapan safety pada pekerja dapat dijadikan barometer bagus tidaknya suatu pekerjaan penyedia jasa di lapangan.

seorang pekerja berpegang di cantolan crane dan baja
saat crane beroperasi di ketinggian, Riau 2010
Bagaimanapun, saya selalu simpati kepada mereka yang berani mengerjakan pekerjaan – pekerjaan yang berbahaya, dengan peralatan safety yang memadai atau tidak, terlepas itu menantang maut atau tidak. Seringkali pekerja bernyali seperti ini hanya mendapatkan upah yang tidak seberapa dibanding resiko dari apa yang mereka kerjakan. Kerja berpindah-pindah jauh dari rumah dan entah kapan bisa pulang, gaji yang mereka terima pun mungkin kurang bagi kebutuhan keluarga yang jauh disana.

pekerja dengan safety lengkap, Cilegon 2010
Walaupun sekarang bukan zaman kerja rodi atau romusha dizaman penjajahan, fakta bahwa negeri ini masih dibangun oleh pekerja – pekerja memprihatinkan seperti itu tidaklah bisa dibantah. Salut saya bagi mereka yang membahayakan diri sendiri demi cinta keluarga dirumah, semoga berkah dan selalu diberikan keselamatan, kalianlah petualang sejati. Untuk nyawa – nyawa yang melayang saat bekerja, semoga kalian syahid dan keluarga yang ditinggal diliputi keberkahan.

Untuk kita yang menikmati fasilitas – fasilitas umum dengan gampangnya, janganlah memandang rendah tenaga - tenaga kasar yang bekerja dalam proyek – proyek konstruksi, segala fasilitas yang kita nikmati takkan pernah ada tanpa mereka, ada kalanya kita harus berterima kasih kepada mereka, kawan. 

Monday, July 30, 2012

kisah calon arang

Manis,
bukankah kau masih berhutang dongeng dan nyanyian kepadaku?

Maka jika tiba waktunya nanti saat kepala ini dapat bersandar di dadamu lagi, bisikkanlah dikupingku ini dongeng yang sudah dilupakan orang, sayang

Bukankah kau juga heran kenapa dongeng selalu saja tentang kancil dan mentimun oang harus dicuri, atau masih ingatkah olehmu teoriku tentang kancil yang sebenarnya hanya korban dari fitnah pak tani? Haha aku rindu saat saat kita bebas bercerita apa saja


Saat itu tiba, dongengkanlah kepadaku kisah Calon Arang (calwanarang), kisah yang diceritakan oleh dua penulis kesayangan kita dalam bukunya, ah tapi aku mau mendengarkan kisahnya versi Pram saja sayang. Ceritakanlah tentang Calwanarang yang mendendam pada orang lain karena kesalahannya sendiri atas nasib anaknya, Ratna Manjali. Tentang Mpu Baradah dan anaknya Dewi Widowati yang keras hati. Ceritakan semua.

Aku bermimpi tertidur pulas dipelukmu,  mendengar dongeng dan derap jantungmu itu. Menjadi bayimu lagi.

Monday, July 9, 2012

air terjun itu bernama TIMBULUN



Tak seperti biasanya di siang yang terik itu pekerjaan kami sudah selesai. Jalur waktu itu merupakan lokasi terakhir yang kami susuri untuk kemudian mengambil jeda mengurus administrasi. Sejak pagi kami memulai pekerjaan, daerah yang kami lewati hanyalah berupa tanah datar yang didominasi sawah kering serta sedikit rawa dangkal yang dijadikan tempat kubangan untuk kerbau milik warga setempat, berbeda sekali dengan rimba di perbukitan yang kami lewati dihari pertama memulai pekerjaan sebulan yang lalu.

Riko, koordinator tim dari pemkab mengusulkan untuk melanjutkan perjalanan ke sebuah air terjun di Painan, kota kecil yang merupakan ibukota Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kenapa tidak?

kemiringan medan : 0 %
Air terjun itu bernama timbulun. Entah kenapa namanya seperti itu, mungkin bapaknya bernama timbul, halah. Berjalan sekitar 500 meter menyusuri sungai kecil setelah pintu masuk kita akan menemukan tingkat paling bawah air terjun ini. Yak, air terjun timbulun mempunyai dua tingkat yang terpisah cekungan sepanjang sekitar 30 meter, yang tidak terlalu pintar berenang harus ekstra hati-hati jika berenang di cekungan ini karena dalam dan dasarnya berupa batu licin, saya dan seorang teman hampir menjadi korban disini.



Terletak di sela perbukitan cadas, air terjun timbulun bukanlah seperti air terjun besar pada umumnya, air yang mengalir disini bukan melompat dari atas karena terpotong tebing yang patah 90 derajat, melainkan aliran yang bertambah kecepatannya (v) karena kemiringan saluran  (i) yang sangat besar. Kok jadi ilmiah? 

bukan terjunan

Saya yakin objek wisata ini akan semakin ramai seiring waktu. Semoga kelak ketika saya mengunjungi tempat ini lagi, keindahaannya tidak rusak oleh tingkah pengunjung dan pengelola yang cenderung tidak perhatian terhadap masalah kebersihan seperti yang terjadi di banyak tempat wisata di Sumatera ini. 


Sunday, June 17, 2012

Kita adalah sebuah lelucon yang dibuat tuhan




Ia merupakan teriakan gagap dari orang yang menyerah. Kalut atas sebuah takdir yang diketik tergesa. Seolah akhir cerita sudah ditentukan saat penolakan terjadi. Perasaan yang meleleh. Ragu yang menembus hati dengan kekuatan yang lebih hebat dari doa para pendosa. Ada yang lepas. Menaut pada sungsai cerita lampau. Seperti anak itik yang lepas dari pelukan. Ia merupakan teriakan gagap dari orang yang menyerah.

***

Ia jalan terakhir para pecundang. Meraung dalam satu titik temu yang dilibas kegetiran. Perihal ciuman yang tak memiliki arti apapun. Atau sebuah senyum sederhana yang meremukkan. Tentang sepetak mata yang pernah ditinggali. Di sana ada sebuah guguran daun. Kering lagi rapuh. Seakan jika ada sebuah nafas yang terlampau keras terhembus. Dedaunan itu akan lumat menjadi serpih pilu. Sehingga diam adalah bahasa lain dari 'maaf'. Ia jalan terakhir para pecundang.

***

"Maka biarlah aku berlalu. Seperti gelap yang menelan malam," katamu suatu malam.
"Kau tak pernah pergi," aku menahan laut yang bergelombang dalam sudut mataku. "Kau hanya berpindah. Tapi akan selalu ada, satu pojok kecil. Sebuah lubang yang menunggu kau isi. Entah kapan,"

***

 "Kita adalah sebuah lelucon yang dibuat tuhan. Tapi terlalu gagu untuk bisa dipahami sebagai ujian,"
Karena satu adalah bahasa yang punah. Bahkan sebelum kau mencoba.


 diambil dari anatomi kehilangan milik tuan Arman Dhani Bustomi