Thursday, May 17, 2012

Di bawah hujan di bulan mei

Dia tertunduk di pintu sebuah mesjid, penat setelah bekerja lebih dari 24 jam menyerangnya. Tak lama, seorang perempuan menghampiri dan menyadarkannya. Perempuan itu tersenyum. Senyum yang selanjutnya akan menghantui bawah sadar si lelaki sepanjang hidupnya. 


“begitu letihkah? maafkan aku, kau sudah terlalu memaksakan diri untuk ini semua”


“sudah, ikut saja” lelaki itu selalu muak dengan basa basi, bahkan yang tulus sekalipun.
“mau kau bawa kemana aku?” 
“menyusul yang lain, ketempat Tuhan akan menyadarkanku kalau kau benar diciptakan untukku, dan kau akan dapat pelajaran tentang bagaimana sebuah keputusan spontan yang kau ambil dapat merubah hidup kita bersama” 
Mereka lalu berjalan cepat menuju shelter matraman yang cukup jauh dari mesjid tempat mereka bertemu, memulai langkah-langkah bersejarah di kota yang sudah terlalu penuh untuk didiami. Dan memulai pengkhianatan termanis dalam hidup masing-masing tanpa mereka sadari.
Setengah berlari mereka ketika hujan tiba-tiba turun mengiringi langkah, membanjiri jalan yang belum juga lelah dengan kemacetan dan masih terlalu takut si lelaki menggenggam tangan perempuan manis yang kemudian menjadi kekasihnya di sepanjang perjalanan waktu itu. Ah, cincin sialan!

courtesy aleaveofabsence.com
***
Mengenang pertemuan dibawah hujan bulan mei, matraman 2011. Pertemuan antara dua anak manusia dengan Tuhan yang kemudian menghilang dari kehidupan mereka.

No comments:

Post a Comment